Senin, 08 Juli 2013

Budaya Organisasi

Pada awalnya budaya organisasi dibangun oleh tujuan, keyakinan, serta nilai-nilai para pendirinya. Misalnya, perusahaan Hewlett-Packard (HP) yang terkenal dengan “HP-way”-nya. Bangunan dasar budaya organisasi HP yang cenderung konservatif, kekeluargaan, namun sangat menjunjung tinggi inovasi ini dibangun oleh kedua pendirinya Bill Hewlett dan Dave Packard pada 1957. Dalam perjalanan, budaya organisasi kemudian mungkin mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan karakteristik orang-orang di dalam perusahaan.
            Budaya organisasi terdiri dari berbagai aspek dan aspek yang paling penting dan dalam adalah nilai. Sesuatu yang dipercayai sebagai suatu kebenaran. Namun untuk menangkap nuansa budaya suatu organisasi, kita dapat melihat indikator-indikator yang kasat mata.
Budaya Organisasi Menurut Para Ahli- Kata budaya (Culture) sebagai suatu konsep berakar dari kajian atau disiplin ilmu Antropologi ; yang oleh Killman . et. Al (dalam Nimran, 2004 : 134) diartikan sebagai Falsafah, ideologi, nila-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma yang dimiliki bersama dan mengikat suatu masyarakat.

Menurut Robbins  (1999 : 282) semua organsasi mempuyai budaya yang tidak tertulis yang mendefinisikan standar-standar perilaku yang dapat diterima dengan baik maupun tidak untuk para karyawan. Dan proses akan berjalan beberapa bulan, kemudian setelah itu kebanyakan karyawan akan memahami budaya organiasi mereka seperti, bagaimana berpakaian untuk kerja dan lain sebagainya.
Gibson (1997 : 372) mendefinisikan budaya organisasi sebagai sistem yang menembus nilai-nilai, keyakinan, dan norma yang ada disetiap organisasi. Kultur organisasi dapat mendorong atau menurunkan efektifitas tergantung dari sifat nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma yang dianut.
Menurut Mowat (2002) budaya organisasi adalah “the personality of the organization: the shared beliefs, values and behaviours of the group. It is symbolic, holistic, and unifying, stable, and difficult to change.”
Menurut pandangan Davis (1984):“Pengertian budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasionalyang dipahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasional sehingga polatersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar berperilaku dalam organisasional”. Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang  dipegang oleh anggota­anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya.
Schein (1981) dalam Ivancevich et.al., (2005) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola dari asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat belajar menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah berjalan cukup baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan berperasaan sehubungan dengan masalah yang dihadapinya.
Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah sebuah sistem bersama yang meliputi keyakinan, nilai­nilai dan perilaku kelompok yang membedakannya dengan organisasi lain.

Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
1.                  Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
2.                  Sebagai pengikat suatu masyarakat
3.                  Sebagai sumber
4.                  Sebagai kekuatan penggerak
5.                  Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
6.                  Sebagai pola perilaku
7.                  Sebagai warisan
8.                  Sebagai pengganti formalisasi
9.                  Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
10.              Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state
Sedangkan menurut Robbins (1999:294) fungsi budaya didalam sebuah organisasi adalah :
1.                  Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas
2.                  Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi
3.                  Budaya mempermudah timbulnya komitmen
4.                  Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial

Tipologi budaya organisasi terdiri dari organisasi :
1.      Organisasi Koersif; adalah organisasi di mana para anggota organisasi harus mematuhi apapun peraturan yang diberlakukan.
2.      Organisasi Utilitarian; adalah organisasi di mana para anggota diperlakukan secara adil dalam pekerjaan dan hasil sesuai dengan standart atau ketentuan yang yang disepakati bersama oleh anggota organisasi.
3.      Organisasi Normatif; adalah organisasi di mana para anggota organisasinya memberikan kontribusi tinggi pada komitmen karena menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan diri mereka sendiri.


SUMBER :

Sutrisno Edy, (2010), Budaya Organisasi, Kencana Prenada Media Group Jakarta.
Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005. BUDAYA ORGANISASI DALAM TANTANGAN, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.