Ketika
‘afwan kau kumandangkan di tengah tuntutan amanah,
tanggung jawab
pun berpindah ke pundak yang lain.
Aku tahu…
Kau ingin
dimengerti, tapi cukupkah kau pahami?
Kata ‘afwan
yang kau beri tanpa usaha yang pasti.
Sedang tanganmu
masih keras terkepal.
Sedang kakimu
masih kokoh terpancang.
Apa ini bukti
kepercayaanmu?
Ataukah bukti
ketidakpedulianmu?
Aku tak tahu…
Kemana semangat
yang dulu membakarmu?
Kemana bukti
pakaian takwa yang setia kau kenakan?
Kemana ilmu
beribu buku agama yang kau reguk habis?
Seharusnya kau
tahu…
Berkali-kali kau
semai ‘afwan tanpa ekspresi berarti.
Seolah biasa
terjadi.
Dengan mudahnya
kau ingin dimengerti.
Dalih
ketidaksempurnaan manusia,
dan kewajiban
saudara melengkapi kekurangan kau jadikan perisai.
Tahukah kau?
Terkadang aku
pun ingin dimengerti.
refrensi: komand fast