Selasa, 03 Desember 2013

OUTLINE (Kerangka Karangan)

1. Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis- garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan  teratur.

2. Manfaat Kerangka Karangan
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan dapat membantu penulis untuk menyusun semua gagasan yang telah dibuat supaya saling terhubung dan terkait satu sama lain sehingga tidak terlepas dari tema karangan yang dibuat.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Tujuannya agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusunan klimaksnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda dan pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.  Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan.
Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.


3.  Macam-macam Pola Susunan Kerangka Karangan
a. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasar urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
1) berdasar urutan ruang
2) berdasar urutan waktu
3) berdasar urutan topik yang ada

b. Pola Logis
Pola logis berdasar urutan:
1) klimaks – anti klimaks
2) umum – khusus
3) sebab – akibat
4) Proses
5) dan lain-lain.

4.  Contoh skema outline :
Topik : Sistem Informasi Perpustakaan
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Landasan Teori
Bab II Pembahasan
2.1   Pengertian Perpustakaan
2.2   Katalogisasi
2.3   Jenis Layanan Perpustakaan
2.3.1      Sistem Layanan Terbuka (open access)
2.3.2      Layanan Tertutup (close access)
2.3.3      Layanan Campuran (mixed access)
Bab III Kesimpulan
3.1   Kesimpulan
3.2   Saran
3.3   Daftar Perpustakaan



Bab I
pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Keberadaan perpustakaan seharusnya juga mendapat perhatian agar selalu dikembangkan sejalan dengan perkembangan teknologi supaya tidak ketinggalan dan dapat terus menjalankan peran dan fungsinya. Bahkan sebagai ukuran perkembangan perpustakaan saat ini banyak diukur dari penerapan teknologinya, bukan dari skala ukuran lain seperti besarnya gedung yang digunanakan, jumlah koleksi atau jumlah penggunanya.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Adapun fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.

1.2. Tujuan
Pada sistem manual, kontrol pada pencatatan, penyimpanan dan pengolahan dikerjakan oleh pustakawan sehingga memungkinkan terjadinya banyak kesalahan; kesalahan pada pencatatan, pentimpanan, juga kesalahan pengolah data serta penyajian informasi.
Dengan adanya sistem informasi perpustakaan yang terkomputerisasi akan lebih memaksimalkan kinerja perpustakaan.

1.3. Landasan Teori
Sistem berbasis komputer dengan program apilikasi yang dapat membantu memvalidasi data sehingga ketelitian tidak semata ditumpukan kepada pustakawan.
Sistem informasi berbasis komputer dengan kemampuannya mengintegrasikan dan memproses data-data akan memudahkan analisa antardata.

Bab II
Pembahasan
2.1   Definisi Perpustakaan
Darmono mengemukakan bahwa ”Perpustakaan pada hakekatnya adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku-buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa.”
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.
Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital(dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).

2.2   Katalogisasi
Katalog berasal dari bahasa yunani yang berarti “daftar”, dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama, judul dan barang-barang. Sedangkan dalam perpustakaan, katalog adalah daftar buku yang dibuat menurut sistem atau cara tertentu, secara alfabetis maupun secara sistematis untuk memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna perpustakaan (disebut juga dengan istilah user) maupun oleh petugas perpustakaan. Hasil pokok dari kegiatan katalogisasi adalah penyusunan dari bahan pustaka dan pemeliharaan katalog yang memberikan akses utama kepada koleksi. Fungsi katalog :
1.       Memudahkan user dalam retrieval bahan pustaka yang dibutuhkan berdasarkan informasi yang mereka ketahui, bisa berupa judul, pengarang, maupun berdasarkan bidang ilmu yang diperlukan.
2.       Untuk menunjukkan apakah perpustakaan memiliki buku yang dikarang oleh pengarang tertentu, mengenai subjek tertentu dan dalam bentuk tertentu.
3.       Sebagai wakil ringkas dari bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.  
Lebih lengkap, Qalyubi (2007:138) menyebutkan fungsi katalog adalah sebagai berikut :
·         Mencatat karya seseorang pada tajuk yang sama.
·         Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk yang sama.
·         Mencatat semua judul bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
·         Menunjukkan rujukan silang (cross reference) dari beberapa istilah atau nama-nama yang sama yang digunakan sebagai tajuk.
·          Memberikan petunjuk letak / lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan. memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan sehingga pengguna perpustakaan (user)dapat memperoleh informasi yang lengkap tentag karya itu.
Ada dua macam kegiatan katalogisasi yaitu katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek. Katalogisasi subjek adalah penandaan tajuk subjek suatu bahan pustaka secara verbal dan penentuan nomor klasifikasi bahan pustaka secara non verbal (call number). Sedangkan katalogisasi deskriptif adalah membuat deskripsi bahan pustaka secara fisik (deskripsi bibliografi) dan menentukan access point(berupa penentuan TEU dan TET dari suatu bahan pustaka) kemudian hasilnya dituliskan dalam entri katalog.

2.3   Jenis layanan Perpustakaan
Ada tiga macam sistem layanan yang biasa dilakukan oleh perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka, sistem layanan tertutup, dan sistem layanan campuran. Masing-masing layanan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.

2.3.1    Sistem Layanan Terbuka (open access)
Dalam sistem layanan terbuka, perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlu diperhatikan. Misalnya, rambu-rambu yang menunjukkan lokasi koleksi harus olengkap dan jelas. Jarak antara rak satu dengan rak yang lain lebih lebar.
v  Kelebihan
·         Pengguna bebas memilih koleksi ke rak 
·         Kebebasan ini menimbulkan rangsangan untuk membaca karena biasanya pengguna akan menemukan bahan pustaka yang menarik yang sebelumnya tidak dicari.
·         Pengguna dapat mengganti koleksi yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang dicarinya tidak ada
·         Pemakai dapat membandingkan isi koleksi dengan judul yang dicarinya
·         Pengguna tidak harus menggunakan katalog 
·         Koleksi lebih didayagunakan
·         Menghemat tenaga petugas perpustakaan

v  Kekurangan
·         Pengguna cenderung mengembalikan koleksi seenaknya sehingga susunan buku di rak menjadi kacau 
·         Kemunginan kehilangan koleksi sangat besar
·         Tidak semua pemakai paham dalam mencari koleksi di rak
·         Koleksi lebih cepat rusak
·         Perlu pembenahan terus menerus

2.3.2      Layanan Tertutup (close access)
Layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Pengguna     dapat memilih koleksi bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.
v  Kelebihan
·         Koleksi lebih terjaga kerapian susunannya di rak karena hanya petugas perpustakaan yang mengambil
·         Kemungkinan koleksi hilang sangat kecil
·         Koleksi tidak cepat rusak
·         Pengawasan dapat dilakukan lebih longgar
·         Proses temu kembali informasi lebih efektif
v  Kelemahan
·         Pengguna kurang puas dalam mencari koleksi bahan pustaka yang diinginkannya
·         Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai
·         Tidak semua pemakai paham menggunakan katalog
·         Tidak semua koleksi dapat didayagunakan
·         Petugas lebih sibuk

2.3.3          Layanan Campuran (mixed access)
Layanan campuran merupakan gabungan layanan terbuka dan tertutup. Layanan campuran ini biasanya digunakan oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi. Untuk koleksi skripsi, referensi, dan thesis dilayani secara tertutup melalui katalog. Sedangkan untuk koleksi yang bersifat umum menggunakan layanan terbuka.
v  Kelebihan
·         Pengguna dapat langsung menggunakan koleksi referensi dan umum sekaligus
·         Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referensi
v  Kelemahan
·         Petugas perpustakaan sulit mengontrol pengguna yang menggunakan koleksi referensi dan koleksi umum sekaligus
·         Perlu pengawasan yang lebih ketat

Bab III
Kesimpulan
3.1   Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap sistem manual yang telah dilakukan di berbagai perpustakaan dapat diambil beberapara kesimpulan mengenai manfaat dan fungsi sistem informasi perpustakaan secara terkomputerisasi, yaitu:
·         Membantu pengelolaan data koleksi dalam hal inventaris, klasifikasi, dan melakukan pencatatan transaksi peminjaman-pengembalian buku.
·         Penyediaan infomasi menjadi lebih cepat
·         Penyimpanan data lebih efisien

3.2   Saran
Sebaiknya perpustakaan yang masih memproses data dengan manual,mulai menggunakan komputer agar pekerjaan lebih efektif dan menghemat waktu, serta  diadakan pelatihan kepada beberapa staff untuk membantu pustakawan mengoperasikan suatu sistem yang baru.

3.3   Daftar Perpustakaan