1.
Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat
garis- garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian
ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur.
2. Manfaat
Kerangka Karangan
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh,
dan terarah. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan dapat
membantu penulis untuk menyusun semua gagasan yang telah dibuat supaya saling
terhubung dan terkait satu sama lain sehingga tidak terlepas dari tema karangan
yang dibuat.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
Tujuannya agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusunan
klimaksnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang
berbeda-beda dan pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada
kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai
kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai
dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang
tidak menguntungkan.
Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan
mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah
mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan
pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan
di bagian mana dalam karangannya itu.
3.
Macam-macam Pola Susunan Kerangka Karangan
a. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit
kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan
alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasar urutan
ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
1) berdasar urutan ruang
2) berdasar urutan waktu
3) berdasar urutan topik yang ada
b. Pola Logis
Pola logis berdasar urutan:
1) klimaks – anti klimaks
2) umum – khusus
3) sebab – akibat
4) Proses
5) dan lain-lain.
4. Contoh
skema outline :
Topik : Sistem Informasi Perpustakaan
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Landasan Teori
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Perpustakaan
2.2 Katalogisasi
2.3 Jenis Layanan Perpustakaan
2.3.1 Sistem Layanan
Terbuka (open access)
2.3.2 Layanan Tertutup (close
access)
2.3.3 Layanan Campuran (mixed
access)
Bab III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Daftar Perpustakaan
Bab I
pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Keberadaan perpustakaan seharusnya juga mendapat perhatian
agar selalu dikembangkan sejalan dengan perkembangan teknologi supaya tidak
ketinggalan dan dapat terus menjalankan peran dan fungsinya. Bahkan sebagai
ukuran perkembangan perpustakaan saat ini banyak diukur dari penerapan
teknologinya, bukan dari skala ukuran lain seperti besarnya gedung yang
digunanakan, jumlah koleksi atau jumlah penggunanya.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat
difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai Sistem Informasi
Manajemen Perpustakaan. Adapun fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk
Automasi Perpustakaan.
1.2. Tujuan
Pada sistem manual, kontrol pada pencatatan, penyimpanan dan
pengolahan dikerjakan oleh pustakawan sehingga memungkinkan terjadinya banyak
kesalahan; kesalahan pada pencatatan, pentimpanan, juga kesalahan pengolah data
serta penyajian informasi.
Dengan adanya sistem informasi perpustakaan yang
terkomputerisasi akan lebih memaksimalkan kinerja perpustakaan.
1.3. Landasan Teori
Sistem berbasis komputer dengan program apilikasi yang dapat
membantu memvalidasi data sehingga ketelitian tidak semata ditumpukan kepada
pustakawan.
Sistem informasi berbasis komputer dengan kemampuannya
mengintegrasikan dan memproses data-data akan memudahkan analisa antardata.
Bab II
Pembahasan
2.1 Definisi Perpustakaan
Darmono mengemukakan bahwa ”Perpustakaan pada
hakekatnya adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya.
Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat
buku-buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa.”
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi
yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
kebutuhan hakiki manusia.
Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan
kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam
format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan
tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku
tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital(dalam bentuk data yang
bisa diakses lewat jaringan komputer).
2.2 Katalogisasi
Katalog berasal dari bahasa yunani yang berarti “daftar”,
dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama, judul dan barang-barang.
Sedangkan dalam perpustakaan, katalog adalah daftar buku yang dibuat menurut
sistem atau cara tertentu, secara alfabetis maupun secara sistematis untuk
memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna perpustakaan
(disebut juga dengan istilah user) maupun oleh petugas perpustakaan. Hasil
pokok dari kegiatan katalogisasi adalah penyusunan dari bahan pustaka dan pemeliharaan
katalog yang memberikan akses utama kepada koleksi. Fungsi katalog :
1. Memudahkan user dalam retrieval bahan
pustaka yang dibutuhkan berdasarkan informasi yang mereka ketahui, bisa berupa
judul, pengarang, maupun berdasarkan bidang ilmu yang diperlukan.
2. Untuk
menunjukkan apakah perpustakaan memiliki buku yang dikarang oleh pengarang
tertentu, mengenai subjek tertentu dan dalam bentuk tertentu.
3. Sebagai wakil
ringkas dari bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.
Lebih lengkap, Qalyubi (2007:138) menyebutkan fungsi katalog
adalah sebagai berikut :
· Mencatat
karya seseorang pada tajuk yang sama.
· Menyusun
entri pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk
yang sama.
· Mencatat
semua judul bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
· Menunjukkan
rujukan silang (cross reference) dari beberapa istilah atau nama-nama yang sama
yang digunakan sebagai tajuk.
· Memberikan
petunjuk letak / lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan.
memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan
sehingga pengguna perpustakaan (user)dapat memperoleh informasi yang lengkap
tentag karya itu.
Ada dua macam kegiatan katalogisasi yaitu katalogisasi
deskriptif dan katalogisasi subjek. Katalogisasi subjek adalah penandaan tajuk
subjek suatu bahan pustaka secara verbal dan penentuan nomor klasifikasi bahan
pustaka secara non verbal (call number). Sedangkan katalogisasi deskriptif
adalah membuat deskripsi bahan pustaka secara fisik (deskripsi bibliografi) dan
menentukan access point(berupa penentuan TEU dan TET dari suatu bahan
pustaka) kemudian hasilnya dituliskan dalam entri katalog.
2.3 Jenis layanan Perpustakaan
Ada tiga macam sistem layanan yang biasa dilakukan oleh
perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka, sistem layanan tertutup, dan sistem
layanan campuran. Masing-masing layanan tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan.
2.3.1 Sistem Layanan Terbuka (open
access)
Dalam sistem layanan terbuka, perpustakaan memberi kebebasan
kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang
diinginkannya dari rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlu
diperhatikan. Misalnya, rambu-rambu yang menunjukkan lokasi koleksi harus
olengkap dan jelas. Jarak antara rak satu dengan rak yang lain lebih lebar.
v Kelebihan
· Pengguna
bebas memilih koleksi ke rak
· Kebebasan
ini menimbulkan rangsangan untuk membaca karena biasanya pengguna akan
menemukan bahan pustaka yang menarik yang sebelumnya tidak dicari.
· Pengguna
dapat mengganti koleksi yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang dicarinya
tidak ada
· Pemakai
dapat membandingkan isi koleksi dengan judul yang dicarinya
· Pengguna
tidak harus menggunakan katalog
· Koleksi
lebih didayagunakan
· Menghemat
tenaga petugas perpustakaan
v Kekurangan
· Pengguna
cenderung mengembalikan koleksi seenaknya sehingga susunan buku di rak menjadi
kacau
· Kemunginan
kehilangan koleksi sangat besar
· Tidak
semua pemakai paham dalam mencari koleksi di rak
· Koleksi
lebih cepat rusak
· Perlu
pembenahan terus menerus
2.3.2 Layanan Tertutup (close
access)
Layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Pengguna dapat memilih koleksi bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.
Layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Pengguna dapat memilih koleksi bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.
v Kelebihan
· Koleksi
lebih terjaga kerapian susunannya di rak karena hanya petugas perpustakaan yang
mengambil
· Kemungkinan
koleksi hilang sangat kecil
· Koleksi
tidak cepat rusak
· Pengawasan
dapat dilakukan lebih longgar
· Proses
temu kembali informasi lebih efektif
v Kelemahan
· Pengguna
kurang puas dalam mencari koleksi bahan pustaka yang diinginkannya
· Koleksi
yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai
· Tidak
semua pemakai paham menggunakan katalog
· Tidak
semua koleksi dapat didayagunakan
· Petugas
lebih sibuk
2.3.3 Layanan
Campuran (mixed access)
Layanan campuran merupakan gabungan layanan terbuka
dan tertutup. Layanan campuran ini biasanya digunakan oleh Perpustakaan
Perguruan Tinggi. Untuk koleksi skripsi, referensi, dan thesis dilayani secara tertutup melalui katalog. Sedangkan untuk
koleksi yang bersifat umum menggunakan layanan terbuka.
v Kelebihan
· Pengguna
dapat langsung menggunakan koleksi referensi dan umum sekaligus
· Tidak
memerlukan ruang baca khusus koleksi referensi
v Kelemahan
· Petugas
perpustakaan sulit mengontrol pengguna yang menggunakan koleksi referensi dan
koleksi umum sekaligus
· Perlu
pengawasan yang lebih ketat
Bab III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap sistem manual yang telah
dilakukan di berbagai perpustakaan dapat diambil beberapara kesimpulan mengenai
manfaat dan fungsi sistem informasi perpustakaan secara terkomputerisasi,
yaitu:
· Membantu
pengelolaan data koleksi dalam hal inventaris, klasifikasi, dan melakukan
pencatatan transaksi peminjaman-pengembalian buku.
· Penyediaan
infomasi menjadi lebih cepat
· Penyimpanan
data lebih efisien
3.2 Saran
Sebaiknya perpustakaan yang masih memproses data dengan
manual,mulai menggunakan komputer agar pekerjaan lebih efektif dan menghemat
waktu, serta diadakan pelatihan kepada beberapa staff untuk membantu
pustakawan mengoperasikan suatu sistem yang baru.
3.3 Daftar Perpustakaan