A.
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat merupakan gabungan
dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola
intonasi akhir. Kalimat dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam
struktur inti, belum mengalami perubahan unsur seperti panambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.
B.
Unsur-unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
- · Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat
di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih
terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri Subjek :
ü Jawaban atas pertanyaan Apa atau Siapa yang
ditujukan kepada predikat.
ü Disertai oleh kata ini, itu dan yang ( ini,
itu dan yang merupakan pembatas antara subyek dan predikat.
ü Dapat berupa nomina, verba, atau adjektiva
ü Didahului kata Bahwa
ü Mempunyai keterangan pewatas Yang
ü Tidak didahului preposisi
Contoh :
Adikku bermain mobil-mobilan.
Yang membawa tas itu ibu saya
- · Predikat
Predikat merupakan bagian kalimat yang memberi
tahu perbuatan apa yang dilakukan oleh subyek, yaitubpelaku/tokoh didalam suatu
kalimat. Predikat juga menyatakan sifat/ keadaan subyek.
Ciri-ciri Predikat :
· Menimbulkan pertanyaan apa atau siapa
· kata adalah atau ialah
Predikat
kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan predikat yang
demikian digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti
predikat.
· Dapat disertai kata- kata Aspek atau Modalitas
Predikat
kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti
telah, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai
modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin,
hendak, dan mau.
Contoh :
Ibu memasak
di dapur
Saya belajar
bahasa Indonesia
Putri Indonesia cantik jelita
- · Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang
melengkapi predikat. Objek umummnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau
klausa. Letak objek selalu dibelakang predikat yang berupa verba transitif,
yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek yang berawalan me-. Sedangkan
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-)
tidak memerlukan objek.
Ciri-ciri objek :
ü Objek hanya memiliki tempat dibelakang
predikat.
ü Dapat menjadi Subjek kalimat pasif
Objek
yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek
dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perubahan bentuk verba predikatnya.
ü Didahului kata bahwa
Anak
kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
Contoh :
Ayah saya membeli sebuah
topi
Sheila membaca sebuah novel
- · Pelengkap
Pelengkap
adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Pelengkap terletak dibelakang
predikat yang berupa verba. Jenis kata ynag mengisi pelengkap dan objek bias
sama yaitu nomina dan frasa nimonal. Antara pelengkap dan objek terdapat
perbedaan. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat
aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Ciri-ciri
pelengkap :
ü Terletak dibelakang predikat
Ciri
ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
ü Hasil jawabannya dari predikat dengan
pertanyaan apa.
Contoh :
Pamanku membelikan
boneka untuk anaknya.
Mereka membelikan
untuk ayahnya sepeda baru.
- · Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang
menerangkan predikat dalam sebuah kalimat. Posisis keterangan boleh diawal,
tengah dan akhir kalimat. Pengisi keterangan adalah adverbia, frasa nominal,
frasa preposisional, atau klausa.
Contoh :
Anton menjilid makalah kemarin pagi.
Polisi menyelidiki kasus pembunuhan dengan
hati-hati.
Karena malas belajar, Chyntya tidak lulus ujian.
C.
Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur
kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat yaitu S, P, O, Pel, Ket.
Kalimat dasar dapat dibedakan menjadi delapan
tipe, yaitu:
1. Kalimat dasar berpola SPOK
contoh
: Ayah membaca koran dikamar tengah
Ayah sebagai S, mebaca sebagai P, koran sebagai O, dikamar tengah sebagai K
2. Kalimat dasar berpola SPOPel
contoh
: ibu membelikan adik mainan
ibu
sebagai S, membelikan sebagai P, adik sebagai O, mainan sebagai pel
3. Kalimat dasar berpola SPO
contoh : Dosen
mengajar mahasiswa
Dosen
sebagai S, mengajar sebagai P, mahasiswa sebagai O
4. Kalimat dasar berpola SPPel
contoh : Dia memberi
semnagat
Dia
sebagai S, memeberi sebagai P, semangat sebagai Pel
5. Kalimat dasar berpola SPK
contoh : Dosen kami
akan dikirim ke Australia
Dosen kami
sebagai S, akan dikirimkan sebagai P, ke australia sebagai K
6. Kalimat dasar berpola SP (P: verba)
contoh : Kami belajar
Kami
sebagai S, belajar sebagai P
7.Kalimat dasar berpola SP (P: Nomina)
contoh : kami mahasiswa
Kami
sebagai S, mahasiswa sebagai P
8. Kalimat dasar berpola SP (P: Adjektiva)
contoh : Ilmuwan Hebat
ilmuwan sebagai
S, Hebat sebagai P
D.
Jenis Kalimat
a. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara(subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
· Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan
satu predikat.
Contoh :
1. Komputernya rusak.
S
P
2. Suku bunga bank swasta tinggi.
S
P
· Kalimat Majemuk Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjad dari dua kalimat
tunggal atau lebi. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis,
sebagai berikut.
1.
Dua kalimat tunggal atau
lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika
kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
o Kami membaca
o Mereka menulis
o Kami membaca dan mereka menulis.
2.
Kedua kalimat tunggal
yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapijika
kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemu
setara pertentangan.
Contoh:
o Amerika dan Jepang tergolong negara maju.
o Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara
berkembang.
o Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara
berkembang.
3.
Dua kalimat tunggal ata
lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika
kejadian yang dikemukakannya berurutan. Contoh:
o Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat
remaja, kemudian disebutkan namanama
juara MTQ tingkat dewasa. Upacara serah terima
pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa selamat.
4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih
dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan
pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh:
o Para pemilik televisi membayar iuran televisinya
di kantor pos yang terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik
televisi langsung.
· Kalimat Majemuk tidak Setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu
suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.
Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara
unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat,
sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan,
syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak
kalimat.
Contoh:
o Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat
modern. (tunggal)
o Mereka masih dapat mengacaukan data-data
komputer. (tunggal)
o Walaupun komputer itu dilengkapi dengan
alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
· Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk
taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Misalnya:
o Karena hari sudah malam, kami berhenti dan
langsung pulang.
o Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena
tugasnya belum selesai.
b. Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya
(Retorikanya)
Tulisan akan lebih efektif jika di samping
kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya)
menarik perhatian pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah
gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya
jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika
selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya,
konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-ketengan, atau selalu
konstruksi induk kalimat-anak kalimat. Menurut gaya penyampaian atau retorikanya,
kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (1)
kalimat yang melepas (induk-anak), (2) kalimat yang klimaks (anak-induk), dan
(3) kalimat yang berimbang (setara atau campuran).
· Kalimat yang Melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur
utama, yaitu induk kalimat dan diikuti oleh unsur tembahan, yaitu anak kalimat,
gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. Unsur anak kalimat ini
seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak
diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Misalnya:
o Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya
lulus ujian sarjana.
o Semua warga negara harus menaati segala
perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan
tertib dan aman.
· Kalimat yang Klimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh
anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu
disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat
tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat
itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa
ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu,
penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks dan terasa
membentuk ketegangan.
Misalnya:
o Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke
kantornya.
o Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan
akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
· Kalimat yang Berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk
setara atau majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena
strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam
bangun kalimat yang bersimetri.
Misalnya :
o Bursa saham tampaknya semakin bergairah,
investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
o Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat
dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
c. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci
menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat
perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam
bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan
kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan,
perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca.
· Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin
menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi
kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
o Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar
negeri.
o Indonesia menggunakan sistem anggaran yang
berimbang.
Negatif
o Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
o Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak
mendapat informasi yang memuaskan tentang bisnis komdominium di kotakota besar.
· Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin
memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi
menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya
seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif
o Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
o Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif
o Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan
bestek yang disepakati?
o Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita
dapat dijamin penghidupannya oleh nefara?
· Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin
“menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun;
tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya:
Positif
o Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak
Sahluddin!
o Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.
Negatif
o Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang
hak asasi manusia.
o Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita
jika sudah tergolong orang mampu.
· Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin
mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh
menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik
pada kalimat tulis).
Misalnya:
Positif
o Bukan main, cantiknya.
o Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
o Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
o Wah, target KONI di Asian Games XIII tahun 1998
di Bangkok tidak tercapai.
d. Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara
atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai
ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk,
ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan
bahasa.
· Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah
keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri,
seperti tercantum di bawah ini.
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan
jelas. Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja
membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu
kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua
mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini
harus membayar uang kuliah. (Benar)
2. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
a. Penyusunan
laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara berikut.
a. Dalam menyusun laporan itu, saya
dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi
saya kurang jelas.
3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai
pada kalimat tunggal
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga
kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda.
Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua
gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung
antarkalimat, sebagai berikut.
a. Kami datang agak terlambat sehingga
kami tidak dapat mengikuti acara pertama.Atau Kami datang
terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda,
sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki. Atau Kakaknya
membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami
yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah
sebagai berikut.
a. Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami
terletak di depan bioskop Gunting.
· Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan
bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
· Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan
ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat
ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan
pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan
kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun
bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden
mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah
agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan
presiden.
Jadi, penekanan kalimat
dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan
mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan
curang, tetapi rajin dan jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang
bertanggung jawab.
· Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat
efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap
tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan
terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata
bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui
bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan pemakaian superordinat
pada hiponimi kata.
Kata merah sudah
mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah
mencakupi kata burung.
Contoh :
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Contoh :
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan
kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya:
· Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang beberapa orang
· Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat
itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan
kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang
terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh
lima ribuan.
Kalimat yang benar menjadi :
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para
hulubalang, dan para menteri.
· Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan
ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita
hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele. 2.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen +
verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
pasif persona.
Contoh :
a. Surat itu
sudah saya baca.
b. Saran yang
dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah
kata seperti daripad atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh :
a. Mereka
membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini
akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
· Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide
kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
1. Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Untuk mempersingkat waktu, kami
teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih juara pertama
Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menduduki juara
pertama Cina Terbuka.
5. Mayat wanita yang ditemukan itu
sebelumnya sering mondar-mandir di daerah
tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang
logis adalah sebagai berikut.
1. Bapak Menteri kami persilakan.
2. Untuk menghemat waktu, kami teruskan
acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih gelar juara
pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menjadi juara
pertama Cina Terbuka.
5. Sebelum meninggal, wanita yang
mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut.
SUMBER :