Minggu, 30 Oktober 2011

Steve Jobs, penemu apple macintosh



Apple menjadi perusahaan idaman lagi. Steve Jobs, pendiri dan pemimpin Apple saat ini, menjadi sorotan kembali. Siapa dia? Di sebuah milis didiskusikan, “mengapa harus Steve Jobs?”

Apa yang lain dari Steve Jobs? Bukankah banyak inovator lainnya? Menurut saya hal yang membuat Steve Jobs lain dari lainnya adalah dia memiliki taste dalam seni yang tinggi dan dia memiliki sifat perfeksionis. Kedua hal tersebut yang menjadi pendorong dari seorang Steve Jobs.


Taste
Perbedaan Steve Jobs dari inovator lainnya adalah di sisi taste of arts. Dalam sebuah wawancara di dokumenter PBS yang berjudul “Triumph ofthe Nerds” dia berkata bahwa dia tidak masalah dengan kesuksesan dari Microsoft. “The problem is, they don’t have taste,” katanya. Itu dia bedanya. Maka bisa kita lihat perbedaan produk Microsoft dengan Apple.


Dalam wawancara dengan Andy Hertzfeld (salah seorang pengembang awal dari Macintosh) di NerdTV, Andy menceritakan bahwa Steve Jobs merasa kurang enak dengan kata-katanya tersebut. Kemudian Steve menelepon Bill Gates. “Maaf, saya mengatakan itu di TV. Seharusnya saya tidak mengatakan hal itu di TV.” Kemudian dia lanjutkan, “but, it’s true you have no taste!” Ha ha ha. Kemudian Steve Jobs dan Bill Gates berdebat mengenai hal tersebut. Bill Gates berkata bahwa meskipun dia tidak punya taste, bukan berarti Microsoft tidak punya taste. (Jadi Bill Gates mengaku tidak punya taste?)
Kegilaan Steve Jobs dengan desain yang bagus tercermin dalam produk yang dia hasilkan semenjak jaman komputer Apple, kemudian ke Macintosh , ke NeXT computer dengan NeXTstep OSnya, ke iPod, dan ... oh terus tidak ada hentinya. Apple merupakan komputer pertama yang memiliki form factor yang didesain untuk produk konsumer. Sebelum-sebelumnya, komputer hanya dibuat dalam kotak saja. Kemudian kita lihat komputer NeXT yang berbentuk kubus (cube) dengan monitor yang memiliki alas kaki yang tipis. Demikian pula dengan iPod yang mulus. Semua desainnya menunjukkan kesederhanaan (simplicity). (Lihat bagian referensi mengenai perbedaan style presentasi antara Bill Gates dan Steve Jobs.)


Saya percaya bahwa kesukaan Steve Jobs akan seni ini sudah ada sejak dia lahir, tapi ada jalur kehidupannya yang membuat dia menjadi demikian. Dalam “commencement speech” di Stanford University tahun 2005 ( transkripada di sini, audio file ada di sini ), Steve Jobs menceritakan pengalaman hidupnya. Salah satunya adalah pengalaman dia drop out dari sekolah. Reed College, tempat dia sekolah dulu, merupakan salah satu sekolah yang terbaik dalam bidang kaligrafi di Amerika. Karena tidak ada kerjaan, maka Steve Jobs mengikuti kuliah kaligrafi ini. (Tidak tahu apakah dia mendaftarkan atau hanya sekedar ikutan saja.) Dia belajar mengenai serif dan sans-serif typeface, jarak antara karakter, dan hal-hal yang membuat tipografi indah. Hal ini yang mempengaruhi dia ketika dia membuat komputer Macintosh, komputer pertama yang memiliki tipografi yang indah. Kalau saja dia tidak mengikuti kelas kaligrafi tersebut (dan mungkin kalau saja dia tidak drop out) maka mungkin kita tidak akan punya komputer yang memiliki tampilan yang indah. Poin saya, Steve Jobs memang menyukai keindahan.


Ah. Ini aspek Steve Jobs yang membuat dia dicintai dan sekaligus dibenci oleh orang. Steve Jobs tidak memperkenankan Anda untuk berhenti bekerja apabila hasilnya belum sesuai dengan keinginannya. Biar besok mau lebaran atau natalan, kalau belum selesai, maka Anda belum boleh pulang! Jika karya (program) Anda belum sesuai dengan standar yang dia inginkan, maka Anda harus menulis ulang. Tidak peduli bahwa menurut Anda karya Anda tersebut sudah hebat dan Anda sudah menghabiskan tiga bulan untuk membuat program tersebut.
Orang heran mengapa pengguna Apple memiliki kecintaan yang erat kepada produknya. Pernah menghina produk Apple di depan penggemar Apple? Bisa-bisa Anda dilempar dengan bakiak. Bagaimana timbulnya rasa kecintaan ini? Kecuali untuk mobil kelas atas, kita jarang melihat hal ini. Saya belum pernah melihat orang begitu cintanya kepada mesin ketik brother sehingga kemana-mana dia banggakan.
Steve Jobs mengatakan bahwa kalau kita membuat produk dengan passion, maka pengguna produk tersebut dapat merasakan adanya spirit tersebut. Maka dia menuntut hal tersebut dari developernya.